Senin, 05 Oktober 2009

TI dan Masa Depan Dunia Kerja

Globalisasi yang digerakkan oleh perekonomian neoliberalisme sekarang ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan dunia industri sebelum era Internet. Teknologi Informasi (TI) telah menjadi semacam penggerak yang dinamis yang mampu menorehkan perubahan di luar dugaan manusia.
Globalisasi dan TI, seperti kata Michael Mandel, bersama-sama menciptakan potensi perubahan cara dan tempat kita bekerja secara mengejutkan. Mandel mencontohkan, alih kerja ke luar negeri, paling tidak, berarti pekerjaan dapat dipecah-pecah menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan dibagi-bagi ke seluruh dunia. Dan pesatnya pertumbuhan saluran-saluran komunikasi yang lebih luas dan kuat-termasuk dunia virtual-telah mengubah definisi kerja.
Di era sekarang, masa depan dunia kerja ditentukan oleh kreativitas, fleksibilitas, dan individualisme. Struktur dan jam kerja tak lagi jadi penentu.
Mereka menambahkan, organisasi-organisasi pada masa depan harus beradaptasi dengan pegawai, bukan sebaliknya. Ketika era industri sistem ka-pitalisme begitu kuat mencengkeram manusia dalam jejaring “penindasan“ teknologi, sekarang TI lebih familiar, bahkan terkesan membebaskan manusia untuk menjadi otonom dari struktur itu. Manusia memiliki ruang kebebasan dalam kerja.
Ukuran sukses seorang pekerja bukan lagi pada loyalitas kepada bos atau perusahaan, melainkan karena kreativitas dan individualitas manusia. Keduanya sama-sama membutuhkan ruang bebas kreasi, yakni fleksibilitas.
Karena itu, jangan heran jika kemudian aturan perusahaan di era industri sudah semakin usang di era pasca-industri, alias era teknologi informasi. Kreativitas dalam dunia TI tidak identik dengan kemampuan mengembangkan perangkat lunak atau perangkat keras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar